Berikut beberapa jenis gugus pelindung yang ada pada senyawa organik:
A. GUGUS PELINDUNG ALKOHOL
Tetrahidropiran
Tetrahydropyran
|
|
Tetrahidropiran
|
|
Identifikasi
|
|
C1CCCCO1
|
|
Sifat
|
|
C5H10O
|
|
86,13 g/mol
|
|
0,880 g/cm3
|
|
Kecuali
dinyatakan lain, data di atas berlaku
pada temperatur dan tekanan standar (25°C, 100 kPa) |
Tetrahidropiran atau oksana adalah senyawa
organik yang terdiri dari cincin beranggota enam jenuh yang
mengandung lima atom karbon dan satu atom oksigen.
Sistem cincin tetrahidrpiran merupakan inti gula piranosa. Dalam sintesis organik, gugus 2-tetrahidropiranil
gigunakan sebagai gugus pelindung untuk
alkohol.
Reaksi alkohol dengan dihidropiran membentuk
tetrahidropiranil eter, melindungi alkohol dari berbagai macam reaksi. Alkohol
tersebut kemudian dapat dikembalikan dengan hidrolisis
asam dengan pembentukan 5-hidroksipentanal. Salah satu prosedur klasik untuk sintesis organik tetrahidropiran adalah
dengan hidrogenasi
dihidropiran menggunakan nikel Raney.
Dan pada postingan sebelumnya, telah dibahas pula contoh dari reaksi gugus pelindung pada senyawa alkohol.
Dan pada postingan sebelumnya, telah dibahas pula contoh dari reaksi gugus pelindung pada senyawa alkohol.
B. GUGUS
PELINDUNG AMINA
- PENGERTIAN
Amina merupakan suatu turunan organik dari ammonia dimana
satu atau lebih atom hidrogen pada nitrogen telah tergantikan oleh gugus alkil
atau aril. Karena itu amina memiliki sifat mirip dengan ammonia seperti alkohol
dan eter terhadap air. Seperti alkohol,amina bisa diklasifikasikan sebagai
primer, sekunder dan tersier. Meski demikian dasar dari pengkategoriannya
berbeda dari alkohol. Alkohol diklasifikasikan dengan jumlah gugus non hidrogen
yang terikat pada kaebon yang mengandung hidroksil., namun amina diklasifikasikan
dengan jumlah gugus nonhidrogen yang terikat langsung pada atom nitrogen .
Senyawa amina organik merupakan senyawa organik yang
mengandung atom atom nitrogen trivalen, yang terikat pada satu atom karbon atau
lebih: RNH2, R2NH atau R3N. Banyak amina memiliki keaktifan faali. Ikatan dalam
suatu amina organik beranalogi dengan ikatan dalam ammonia: suatu atom nitrogen
sp3 yang terikat pada tiga atom atau gugus lain (H atau R) dan dengan sepasang elektron
bebas dalam orbital sp3 yang tersisa. Pasangan elektron bebas membentuk ikatan
sigma ke-empat. Bentuk kation beranalogi dengan ion ammonium. Pasangan elektron
dalam ammonia atau suatu anima yang terikat, dapat disumbangkan kepada atom,
ion atau molekul yang kekurangan elektron. Dalam larutan air, amina bersifat
basa lemah dan dapat menerima sebuah proton dari air, dalam suatu reaksi
asam-basa yang reversibel. Amina atau alkil amina sebagai basa lemah,
direaksikan dengan derivat asam karboksilat, terutama dalam bentuk klorida asam
akan bereaksi menghasilkan suatu amida. Gugus amina ( -NH2 ) yang terikat pada
gugus karbonil ( -CO- ) disebut gugus amida ( -CO-NH2 ) . Amida mempunyai
nitrogen trivalen, terikat pada gugus karbonil. Pemberian nama amida dari nama
asam kerboksilat induknya, dengan mengubah imbuhan asam ....,-oat
(atau –at) menjadi amida. Amida dengan
substituen alkil pada nitrogen diberi tambahan N-alkil di depan
namanya, dengan N merajuk pada atom nitrogen.
- STRUKTUR AMINA
- Amina primer adalah amina yang memiliki satu atom hidrogen mereka tiga digantikan oleh alkil atau substituen aromatik .
- Amina sekunder adalah amina yang memiliki dua substituen dan satu hidrogen terikat pada nitrogen.
- Amina tersier adalah amina yang hidrogen telah sepenuhnya digantikan oleh substituen organik.
- Amina siklik adalah amina yang nitrogen telah dimasukkan ke dalam struktur cincin, efektif sehingga baik amina sekunder atau tersier.
Amina
siklik
Struktur umum amina mengandung atom nitrogen, sebuah
pasangan elektron, dan tiga substituen. Namun, adalah mungkin untuk memiliki
empat substituen organik pada nitrogen, menjadikannya sebagai kation amonium
dengan pusat nitrogen dikenakan.
- GUGUS PELINDUNG AMINA
Perlindungan Nitrogen terus menarik banyak perhatian dalam
berbagai bidang kimia, seperti peptida, nukleosida, polimer dan sintesis ligan.
Tetapi, dalam beberapa tahun terakhir, sejumlah gugus pelindung nitrogen telah
digunakan sebagai pembantu kiral. Dengan demikian, desain baru, lebih ringan
dan metodenya lebih efektif untuk perlindungan nitrogen masih aktif dalam topik
sintesis kimia.
Gugus pelindung Imida dan amida: Kelompok ftalimida telah
berhasil digunakan untuk melindungi gugus amino. Pembelahan dari
N-alkilftalimida (1,81) mudah dilakukan dengan hidrazin, dalam larutan panas
atau dalam dingin untuk waktu yang lama untuk memberikan 1,82 dan amina.
Basa-katalis hidrolisis N-alkilftalimida 1.81 juga memberikan hasil berupa amina.
- CONTOH GUGUS PELINDUNG AMINA
Pada sebuah penelitian, kemajuan paling penting dalam bidang
sintesis peptida dilakukan oleh Bergmann dan Zervas pada 1932. Mereka
memperkenalkan benziloksikarbonil
sebagai gugus pelindung pada amina, sering disingkat sebagai Cbz atau notasi satu huruf, Z (berasal
dari nama Zervas). Asam amino yang dilindungi dalam bentuk benzoiloksikarbonil
merupakan suatu ester karbamat yang memiliki atom nitrogen yang tidak bersifat
nukleofilik dan tidak reaktif dalam pembentukan ikatan peptida. Hal yang
terpenting lainnya adalah gugus pelindung ini mudah dideproteksi dengan
HF
cair, namun tidak mempengaruhi ikatan peptida yang ada dalam struktur.
Gugus pelindung lain yang sering digunakan sebagai gugus
pelindung amina adalah t-butiloksikarbonil
(t-Boc). Gugus ini mudah dideproteksi dengan menggunakan asam trifluoro
asetat (TFA), suatu kondisi yang lebih lembut dibandingkan dengan kondisi
deproteksi Cbz. Ketersediaan dua gugus pelindung ini memberikan kemudahan
strategi sintesis peptida yang mengandung lisin. Gugus α-amino dapat diproteksi
dengan t-Boc, sementara amino rantai samping diproteksi dengan Cbz. Selama
sintesis, α-amino dapat dideproteksi dengan TFA, tanpa
mempengaruhi
rantai samping yang diproteksi Cbz. Selain Cbz dan t-Boc, gugus pelindung amina
lainnya yang sering digunakan adalah 9-florenilmetoksikarbonil
(Fmoc), yang diperkenalkan oleh Carpino. Dibandingkan dua gugus pelindung
sebelumnya yang labil terhadap asam, Fmoc bersifat labil terhadap basa. Gugus
pelindung Fmoc dihilangkan dengan piperidin (20% dalam DMF). Gambar berikut memperlihatkan
struktur asam amino yang diproteksi oleh gugus Cbz, t-Boc dan Fmoc.
(Struktur
Cbz-glisin (kiri), t-Boc-glisin (tengah) dan Fmoc-glisin (kanan))
Reaksi penggunaan gugus
pelindung pada kitosan dikarenakan kitosan memiliki 2 gugus fungsi yang
kereaktifan berbeda. Gugus amino dari kitosan lebih reaktif dari pada gugus
hidroksilnya, sehingga untuk menghasilkan O-asilasi kitosan, perlu dilakukan
proteksi atau perlindungan terrhadap gugus amino. Gugus amino dapat dilindungi
dengan membentuk sulfonil nya [seperti arilsulfonil atau 2 (trimetilsilil) etil sulfonil], sulfenil dan
turunannya silil. 2-atau 4-nitrofenilsulfonamida turunan dari asam amino yang
berguna untuk substrat mono-N- alkilasi hanya menggunakan karbonat cesium (Cs 2
CO 3 ) sebagai basis. Kelompok sulfonamide dapat dihapus dalam 1,89 oleh kalium
fenil tiolat (PhSH dan K 2 CO 3 ) dalam asetonitril untuk memberikan
N-teralkilasi ester α-amino dan reaksi terjadi tanpa raseminasi.
Dimana dengan menggunakan katalis asam sulfat (2 M) yang
ditambahkan kepada suspensi campuran kitosan dan asam alkanoat pada suhu kamar.
Campuran dipanaskan pada suhu 800 C selama 4 jam disertai pengadukan. Asam
sulfat yang ditambahkan akan membentuk ion hidrogen sulfit sebagai agen ion
dari NH3+, selanjutnya berfungsi untuk memproteksi (sebagai gugus pelindung)
N-kitosan. Kemudian pada suhu kamar, tambahkan natrium hidrokarbonat sampai pH
7 (netral). Dan dapat dilakukan proteksi gugus amino dengan reaksi Shiff
seperti pada reaksi sebelumnya.
Basa Schiff dapat digunakan sebagai gugus pelindung pada
gugus amin (NH2), dilakukan dengan melarutkan kitosan terasetilasi dalam asam
formiat 90% yang mengandung asetat anhidrida dengan asumsi protonasi akan
mencegah terjadinya N-asilasi. Selanjutnya direaksikan dengan asilklorida dalam
karbon triklorida dan piridin kering. Basa Shiff merupakan turunan kitosan yang
pembahasannya belum seluas N-asil kitosan atau eter kitosan karena rendahnya
kestabilan basa Shiff yang menyebabkan basa Shiff mudah mengalami hidrolisis
asam dan telah digunakan sebagai proteksi terhadap gugus amina. Turunan basa
Shiff dapat diperoleh dari reaksi film kitosan dengan aldehida alifatik, bukan
saja yang linear namun asetaldehida ke decanal yang bercabang dan aldehida
aromatik.
Referensi:
Arthur F. Kluge (1990).
"Diethyl
[(2-Tetrahydropyranyloxy)methyl]phosphonate". Org. Synth.;
Coll. Vol. 7: 160. http://www.docfoc.com/book-report-sintesis-kimia
D. W. Andrus; John R.
Johnson (1955). "Tetrahydropyran". Org. Synth.;
Coll. Vol. 3: 794.
https://id.wikipedia.org/wiki/Tetrahidropiran
Warren, Stuart. 1981. Sintesis Organik Pendekatan
Diskoneksi. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
R.
A. Earl L. B. Townsend (1990). "Methyl
4-Hydroxy-2-butynoate". Org. Synth.;
Coll. Vol. 7: 334.
Menurut saudara gugus pelindung jenis apa yang dapat secara baik memproteksi gugus amina??
BalasHapusBaiklah, menurut saya gugus pelindung yang paling baik untuk senyawa amina adalah Fmoc. Hal ini disebabkan karena gugus pelindung Fmoc secara umum terdapat dalam sintesis peptida fase padat. Fmoc tahan untuk kondisi asam dan mudah di deproteksi oleh basa lemah, khususnya amina sekunder. Deproteksi terjadi melalui abstraksi basa-dikatalisasi dari β-Proton dari gugus pelindung dengan eliminasi yang mengarah ke pembentukan dibenzofulvene. Namun disamping itu pemilihan setiap gugus pelindung juga harus didasarkan pada setiap sifat dari senyawa amina yang akan disintesis.
BalasHapusassalamualaikum mita, saya mau bertanya selain asetil apakah masih ada gugus yang lain yang sesuai dengan amina?
BalasHapusterimakasih
Waalkumsllam saudara aan sukri. Maaf sebelumnya, perkenalkan nama saya rita usdeka, jadi tidak ada unsur nama mita. Baiklah saya akan mencoba menjawab pertanyaan yang super dari saudara. Menurut saya gugus pelindung pada senyawa amina selain asetil adalah Benzyl (Bn), gugus pelindung benzyldapat direaksikan dengan suatu amina primer dengan cara mereaksikan suatu metil-phenil dalam pelarut NaOET dengan Et3N sebagai katalis. Namun apabila terjadi pengkondisian dimana tingkat kebasaan suatu amina dapat mempengaruhi masuknya suatu gugus pelindung, hal ini menyebabkan terjadinya delokalisasi elektron,misal suatu amina primer mengikat gugus phenil (Ph)/benzyl maka mengakibatkan sifat kebasaan amina menjadi menurun. Sehingga hal itu menyebabkan gugus pelindung benzyl tidak bekerja secara selektif dalam memproteksi gugus amina tersebut. Hal ini yang menyebabkan gugus pelindung asetil lebih selektif bila dibandingkan dengan benzyl dan hal ini juga yang mendasari asetillebih banyak digunakan bila dibandingkan dengan benzyl, dimana gugus asetil ini dapat mengubah amina menjadi amida.
BalasHapusHarrah's Cherokee Casino & Hotel - Mapyro
BalasHapusFind your way around the casino, find where everything is located with the best 광명 출장샵 GPS coordinates, and get directions before you play.What is there to do at Harrah's Cherokee Casino & Hotel?Can I 충청남도 출장안마 cancel 양주 출장샵 my reservation 포항 출장마사지 for free at Harrah's Cherokee Casino & Hotel? 대전광역 출장마사지