Selasa, 05 April 2016

GUGUS PELINDUNG

GUGUS PELINDUNG

Berikut beberapa jenis gugus pelindung yang ada pada senyawa organik:

A. GUGUS PELINDUNG ALKOHOL
Tetrahidropiran
Tetrahydropyran


Tetrahidropiran
Identifikasi
C1CCCCO1
Sifat
C5H10O
86,13 g/mol
0,880 g/cm3


Kecuali dinyatakan lain, data di atas berlaku
pada temperatur dan tekanan standar (25°C, 100 kPa)
Tetrahidropiran atau oksana adalah senyawa organik yang terdiri dari cincin beranggota enam jenuh yang mengandung lima atom karbon dan satu atom oksigen.
https://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/5/5b/THP_ether.png

Sistem cincin tetrahidrpiran merupakan inti gula piranosa. Dalam sintesis organik, gugus 2-tetrahidropiranil gigunakan sebagai gugus pelindung untuk alkohol. Reaksi alkohol dengan dihidropiran membentuk tetrahidropiranil eter, melindungi alkohol dari berbagai macam reaksi. Alkohol tersebut kemudian dapat dikembalikan dengan hidrolisis asam dengan pembentukan 5-hidroksipentanal. Salah satu prosedur klasik untuk sintesis organik tetrahidropiran adalah dengan hidrogenasi dihidropiran menggunakan nikel Raney.
Dan pada postingan sebelumnya, telah dibahas pula contoh dari reaksi gugus pelindung pada senyawa alkohol.





B. GUGUS PELINDUNG AMINA
  • PENGERTIAN
Amina merupakan suatu turunan organik dari ammonia dimana satu atau lebih atom hidrogen pada nitrogen telah tergantikan oleh gugus alkil atau aril. Karena itu amina memiliki sifat mirip dengan ammonia seperti alkohol dan eter terhadap air. Seperti alkohol,amina bisa diklasifikasikan sebagai primer, sekunder dan tersier. Meski demikian dasar dari pengkategoriannya berbeda dari alkohol. Alkohol diklasifikasikan dengan jumlah gugus non hidrogen yang terikat pada kaebon yang mengandung hidroksil., namun amina diklasifikasikan dengan jumlah gugus nonhidrogen yang terikat langsung pada atom nitrogen .
Senyawa amina organik merupakan senyawa organik yang mengandung atom atom nitrogen trivalen, yang terikat pada satu atom karbon atau lebih: RNH2, R2NH atau R3N. Banyak amina memiliki keaktifan faali. Ikatan dalam suatu amina organik beranalogi dengan ikatan dalam ammonia: suatu atom nitrogen sp3 yang terikat pada tiga atom atau gugus lain (H atau R) dan dengan sepasang elektron bebas dalam orbital sp3 yang tersisa. Pasangan elektron bebas membentuk ikatan sigma ke-empat. Bentuk kation beranalogi dengan ion ammonium. Pasangan elektron dalam ammonia atau suatu anima yang terikat, dapat disumbangkan kepada atom, ion atau molekul yang kekurangan elektron. Dalam larutan air, amina bersifat basa lemah dan dapat menerima sebuah proton dari air, dalam suatu reaksi asam-basa yang reversibel. Amina atau alkil amina sebagai basa lemah, direaksikan dengan derivat asam karboksilat, terutama dalam bentuk klorida asam akan bereaksi menghasilkan suatu amida. Gugus amina ( -NH2 ) yang terikat pada gugus karbonil ( -CO- ) disebut gugus amida ( -CO-NH2 ) . Amida mempunyai nitrogen trivalen, terikat pada gugus karbonil. Pemberian nama amida dari nama asam kerboksilat induknya, dengan mengubah imbuhan asam ....,-oat (atau –at) menjadi amida. Amida dengan substituen alkil pada nitrogen diberi tambahan N-alkil di depan namanya, dengan N merajuk pada atom nitrogen.
  • STRUKTUR AMINA
        Amina umumnya disusun dalam kategori berdasarkan lingkungan ikatan mereka yaitu:
  • Amina primer adalah amina yang memiliki satu atom hidrogen mereka tiga digantikan oleh alkil atau substituen aromatik .
  • Amina sekunder adalah amina yang memiliki dua substituen dan satu hidrogen terikat pada nitrogen.
  • Amina tersier adalah amina yang hidrogen telah sepenuhnya digantikan oleh substituen organik.
  • Amina siklik adalah amina yang nitrogen telah dimasukkan ke dalam struktur cincin, efektif sehingga baik amina sekunder atau tersier.
Amina siklik
Struktur umum amina mengandung atom nitrogen, sebuah pasangan elektron, dan tiga substituen. Namun, adalah mungkin untuk memiliki empat substituen organik pada nitrogen, menjadikannya sebagai kation amonium dengan pusat nitrogen dikenakan.
  • GUGUS PELINDUNG AMINA
Perlindungan Nitrogen terus menarik banyak perhatian dalam berbagai bidang kimia, seperti peptida, nukleosida, polimer dan sintesis ligan. Tetapi, dalam beberapa tahun terakhir, sejumlah gugus pelindung nitrogen telah digunakan sebagai pembantu kiral. Dengan demikian, desain baru, lebih ringan dan metodenya lebih efektif untuk perlindungan nitrogen masih aktif dalam topik sintesis kimia.
Gugus pelindung Imida dan amida: Kelompok ftalimida telah berhasil digunakan untuk melindungi gugus amino. Pembelahan dari N-alkilftalimida (1,81) mudah dilakukan dengan hidrazin, dalam larutan panas atau dalam dingin untuk waktu yang lama untuk memberikan 1,82 dan amina. Basa-katalis hidrolisis N-alkilftalimida 1.81 juga memberikan hasil berupa amina.

  • CONTOH GUGUS PELINDUNG AMINA
Pada sebuah penelitian, kemajuan paling penting dalam bidang sintesis peptida dilakukan oleh Bergmann dan Zervas pada 1932. Mereka memperkenalkan benziloksikarbonil sebagai gugus pelindung pada amina, sering disingkat sebagai Cbz atau notasi satu huruf, Z (berasal dari nama Zervas). Asam amino yang dilindungi dalam bentuk benzoiloksikarbonil merupakan suatu ester karbamat yang memiliki atom nitrogen yang tidak bersifat nukleofilik dan tidak reaktif dalam pembentukan ikatan peptida. Hal yang terpenting lainnya adalah gugus pelindung ini mudah dideproteksi dengan HF cair, namun tidak mempengaruhi ikatan peptida yang ada dalam struktur.
Gugus pelindung lain yang sering digunakan sebagai gugus pelindung amina adalah t-butiloksikarbonil (t-Boc). Gugus ini mudah dideproteksi dengan menggunakan asam trifluoro asetat (TFA), suatu kondisi yang lebih lembut dibandingkan dengan kondisi deproteksi Cbz. Ketersediaan dua gugus pelindung ini memberikan kemudahan strategi sintesis peptida yang mengandung lisin. Gugus α-amino dapat diproteksi dengan t-Boc, sementara amino rantai samping diproteksi dengan Cbz. Selama sintesis, α-amino dapat dideproteksi dengan TFA, tanpa mempengaruhi rantai samping yang diproteksi Cbz. Selain Cbz dan t-Boc, gugus pelindung amina lainnya yang sering digunakan adalah 9-florenilmetoksikarbonil (Fmoc), yang diperkenalkan oleh Carpino. Dibandingkan dua gugus pelindung sebelumnya yang labil terhadap asam, Fmoc bersifat labil terhadap basa. Gugus pelindung Fmoc dihilangkan dengan piperidin (20% dalam DMF). Gambar berikut memperlihatkan struktur asam amino yang diproteksi oleh gugus Cbz, t-Boc dan Fmoc.

              (Struktur Cbz-glisin (kiri), t-Boc-glisin (tengah) dan Fmoc-glisin (kanan))
Reaksi penggunaan gugus pelindung pada kitosan dikarenakan kitosan memiliki 2 gugus fungsi yang kereaktifan berbeda. Gugus amino dari kitosan lebih reaktif dari pada gugus hidroksilnya, sehingga untuk menghasilkan O-asilasi kitosan, perlu dilakukan proteksi atau perlindungan terrhadap gugus amino. Gugus amino dapat dilindungi dengan membentuk sulfonil nya [seperti arilsulfonil atau 2  (trimetilsilil) etil sulfonil], sulfenil dan turunannya silil. 2-atau 4-nitrofenilsulfonamida turunan dari asam amino yang berguna untuk substrat mono-N- alkilasi hanya menggunakan karbonat cesium (Cs 2 CO 3 ) sebagai basis. Kelompok sulfonamide dapat dihapus dalam 1,89 oleh kalium fenil tiolat (PhSH dan K 2 CO 3 ) dalam asetonitril untuk memberikan N-teralkilasi ester α-amino dan reaksi terjadi tanpa raseminasi.
               

Dimana dengan menggunakan katalis asam sulfat (2 M) yang ditambahkan kepada suspensi campuran kitosan dan asam alkanoat pada suhu kamar. Campuran dipanaskan pada suhu 800 C selama 4 jam disertai pengadukan. Asam sulfat yang ditambahkan akan membentuk ion hidrogen sulfit sebagai agen ion dari NH3+, selanjutnya berfungsi untuk memproteksi (sebagai gugus pelindung) N-kitosan. Kemudian pada suhu kamar, tambahkan natrium hidrokarbonat sampai pH 7 (netral). Dan dapat dilakukan proteksi gugus amino dengan reaksi Shiff seperti pada reaksi sebelumnya.            
Basa Schiff dapat digunakan sebagai gugus pelindung pada gugus amin (NH2), dilakukan dengan melarutkan kitosan terasetilasi dalam asam formiat 90% yang mengandung asetat anhidrida dengan asumsi protonasi akan mencegah terjadinya N-asilasi. Selanjutnya direaksikan dengan asilklorida dalam karbon triklorida dan piridin kering. Basa Shiff merupakan turunan kitosan yang pembahasannya belum seluas N-asil kitosan atau eter kitosan karena rendahnya kestabilan basa Shiff yang menyebabkan basa Shiff mudah mengalami hidrolisis asam dan telah digunakan sebagai proteksi terhadap gugus amina. Turunan basa Shiff dapat diperoleh dari reaksi film kitosan dengan aldehida alifatik, bukan saja yang linear namun asetaldehida ke decanal yang bercabang dan aldehida aromatik.

Referensi:
          
D. W. Andrus; John R. Johnson (1955). "Tetrahydropyran". Org. Synth.; Coll. Vol. 3: 794.
https://id.wikipedia.org/wiki/Tetrahidropiran
Warren, Stuart. 1981. Sintesis Organik Pendekatan Diskoneksi. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
R. A. Earl L. B. Townsend (1990). "Methyl 4-Hydroxy-2-butynoate". Org. Synth.; Coll. Vol. 7: 334. 






5 komentar:

  1. Menurut saudara gugus pelindung jenis apa yang dapat secara baik memproteksi gugus amina??

    BalasHapus
  2. Baiklah, menurut saya gugus pelindung yang paling baik untuk senyawa amina adalah Fmoc. Hal ini disebabkan karena gugus pelindung Fmoc secara umum terdapat dalam sintesis peptida fase padat. Fmoc tahan untuk kondisi asam dan mudah di deproteksi oleh basa lemah, khususnya amina sekunder. Deproteksi terjadi melalui abstraksi basa-dikatalisasi dari β-Proton dari gugus pelindung dengan eliminasi yang mengarah ke pembentukan dibenzofulvene. Namun disamping itu pemilihan setiap gugus pelindung juga harus didasarkan pada setiap sifat dari senyawa amina yang akan disintesis.

    BalasHapus
  3. assalamualaikum mita, saya mau bertanya selain asetil apakah masih ada gugus yang lain yang sesuai dengan amina?
    terimakasih

    BalasHapus
  4. Waalkumsllam saudara aan sukri. Maaf sebelumnya, perkenalkan nama saya rita usdeka, jadi tidak ada unsur nama mita. Baiklah saya akan mencoba menjawab pertanyaan yang super dari saudara. Menurut saya gugus pelindung pada senyawa amina selain asetil adalah Benzyl (Bn), gugus pelindung benzyldapat direaksikan dengan suatu amina primer dengan cara mereaksikan suatu metil-phenil dalam pelarut NaOET dengan Et3N sebagai katalis. Namun apabila terjadi pengkondisian dimana tingkat kebasaan suatu amina dapat mempengaruhi masuknya suatu gugus pelindung, hal ini menyebabkan terjadinya delokalisasi elektron,misal suatu amina primer mengikat gugus phenil (Ph)/benzyl maka mengakibatkan sifat kebasaan amina menjadi menurun. Sehingga hal itu menyebabkan gugus pelindung benzyl tidak bekerja secara selektif dalam memproteksi gugus amina tersebut. Hal ini yang menyebabkan gugus pelindung asetil lebih selektif bila dibandingkan dengan benzyl dan hal ini juga yang mendasari asetillebih banyak digunakan bila dibandingkan dengan benzyl, dimana gugus asetil ini dapat mengubah amina menjadi amida.

    BalasHapus
  5. Harrah's Cherokee Casino & Hotel - Mapyro
    Find your way around the casino, find where everything is located with the best 광명 출장샵 GPS coordinates, and get directions before you play.What is there to do at Harrah's Cherokee Casino & Hotel?Can I 충청남도 출장안마 cancel 양주 출장샵 my reservation 포항 출장마사지 for free at Harrah's Cherokee Casino & Hotel? 대전광역 출장마사지

    BalasHapus